Rabu, 23 Maret 2011

perasaan hati


Suathu tamparan besar dari seorang cowo  adalah jika
Ia menghianati cwe yang paliang aku sayang
Dan membuat dia menangisss

Jika engkau mencintainya tapi tak mengungkapkanya karna shbtku jga ska ma dia sngguh akuu harus bsa menjaga perasaan sahbtkuuuu akuuu sangat saying banget ma dia tapi aku sulit  untk mengungkapkanya 

Jika memang aku hrs berpisah lgi dngn dia aku khan slalu mendoakan untk senyuman terahiryang pernah dia berikan untkkkk


nur


Aku sayang kamu
Pandangan pertama ak mlhat kmu sungguh hatiku
Berbicara sndiri tanpa ada rasa dan kata laen
Yang hrs aku ktkn dngarksn rsa init pi rasa ini membuat aku smakin diam dan diam
Andai enkau thu rasa ini ku khan slaludihatikuuuu
Dari lubuk hatikju yang pling dalam aku merasa kan perasaan yang sama
Tpi knyataan ithu blum keluar dri msng msng idivdu
Krna rasa ini rasa syng yang tak aka nada dan persaan ithu akann muncul dan khu sudahiiii krna inginan mu sulit utk aku raihhhhhhhhh
By:nurhancono anjar pangestuuuuu
7juni2010


puisiiiiiiiiiiiiiiiii isi hatikuuuuuuuuuuu


CINTA YANG TERPENDAM
CINTA ADALAH suara hati
Cinta kyu keluar dari hati
Yang paling dalam yang
Muncul saat aku melihat dia
Walau cintaku tak  akan sampai
Tapi rasa ini tetap ada dan ada
Saat ia muncul didapnkyuuuu
Serasa hatiku berkata-kataaa
Sungguh aku cinta dan sayaang
Tapi rasa ini sulit utk kukatakan
Suara haatiku makin sulit untk
Mengeluarkan kata cinta yang
Terucap saat dia tak muncul dihadapankyu



By:Nurhancono anjar pangestu
30 mei 2010 jam 14.19
Hari minggu

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SEPTUM DEVIASI


Definisi :
Suatu kelainan dari bentuk hidung yang tidak lurus sempurna digaris tengah.
Bentuk septum normal ialah lurus di tengah rongga hidung. Deviasi septum yang ringan tidak akan mengganggu, akan tetapi bila deviasi itu cukup berat, menyebabkan penyempitan pada satu sisi hidung. Dengan demikian dapat mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi.

Etiologi

Penyebab yang paling sering adalah trauma. Trauma dapat terjadi sesudah lahir, pada waktu partus atau bahkan pada masa janin intra uterin. Penyebab lainnya adalah ketidakseimbangan pertumbuhan. Tulang rawan septum nasi terus tumbuh, meskipun batas superior dan inferior telah menetap. Dengan demikian terjadilah deviasi pada septum nasi tersebut.
Bentuk Deformitos
Bentuk deformitos septum ialah :
§      Berbentuk huruf C atau S
§      Dislokasi yaitu bagian bawah kartilago septum keluar dari krista maksila dan masuk ke dalam rongga hidung
§      Penonjolan tulang atau tulang rawan septum, bila memanjang dari depan kebelakang disebut krista, dan bila sangat runcing dan pipih disebut spina
§      Bila deviasi atau krista septum bertemu dan melekat dengan konka dihadapannya disebut sinekia.
Gejala Klinik
Keluhan yang paling sering pada deviasi septum aialh sumbatan hidung. Sumbatan bisa unilateral, dapat pula bilateral, sebab pada sisi deviasi terdapat konka hipotrofi, sebagai akibat mekanisme kompensasi. Keluhan lainnya ialah rasa nyeri dikepala dan disekitar mata. Selain dari itu penciuman bisa terganggun apabila terdapat deviasi pada bagian atas septum. Deviasi septum dapat menyumbat ostium sinus, sehingga merupakan faktor predisposisi terjadinya sinusitis.
Terapi
Bila gejala tidak ada atau keluhan sangat ringan, tidak perlu dilakukan tindakan koreksi septum. Ada 2 jenis tindakan opertaif yang dapat dilakukan pada pasien dengan keluhan yang nyata yaitu reseksi submukosa dan septoplasti.
Reseksi submukosa :
Pada operasi ini muko perikondrium dan mukoperiostium kedua sisi dilepaskan dari tulang rawan dan tulangs eptum. Bagian tulang atau tulang rawan dari eptum kemudian diangkat, sehingga muoperikondrium dan mukoperiostium sisi kiri kanan akan langsung bertemu digaris tengah. Reaksi submukosa dapat menyebabkan komplikasi seperti terjadninya hidung pelana (saddle nose) akibat turunnya puncak hidung. Oleh karena bagian atas tulang rawan septum terlalu banyak diangkat.
Septoplasti atau reposisi septum
Pada operasi ini tulang rawan yang bengkok  direposisi. Hanya bagian yang berlebihan saja yang dikeluarkan. Dengan cara operasi ini dapat  dicegah komplikasi yang mungkin timbul pada

Emfisema


A.    Pengertian
      Emfisema adalah suatu kelainan anatomik paru yang ditandai oleh pelebaran secara abnormal saluran napas bagian distal bronkus terminalis, disertai dengan kerusakan dinding alveolus yang ireversibel.
      Emfisema adalah cairan purulen (PUS) dalam kavitas pleural. (Brunner & Sudarth, 2001).
Gagal nafas adalah ketidakmampuan system pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkanoleh masalah ventilasi difusi atau perfusi (Susan Martin T, 1997)
Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran oksigen dankarbondioksida dalam jumlah yangdapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan (RS Jantung “Harapan Kita”, 2001)
Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia). (Brunner & Sudarth, 2001)

B.     Patofisiologi
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik dimana masing masing mempunyai pengertian yang berbeda. Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunyanormal secara struktural maupun fungsional sebelum awitan penyakit timbul. Sedangkan gagal nafas kronik adalah terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik seperti bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru hitam (penyakit penambang batubara).Pasien mengalalmi toleransi terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang memburuk secara bertahap. Setelah gagal nafas akut biasanya paru-paru kembali kekeasaan asalnya. Pada gagal nafas kronik struktur paru alami kerusakan yang ireversibel.
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi penapasan normal ialah 16-20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt tindakan yang dilakukan memberi bantuan ventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul kelelahan. Kapasitasvital adalah ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).
Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuat dimana terjadi obstruksi jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan terletak di bawah batang otak (pons dan medulla). Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera kepala, stroke, tumor otak, ensefalitis, meningitis, hipoksia dan hiperkapnia mempunyai kemampuan menekan pusat pernafasan. Sehingga pernafasan menjadi lambat dan dangkal. Pada periode postoperatif dengan anestesi bisa terjadi pernafasan tidak adekuat karena terdapat agen menekan pernafasan denganefek yang dikeluarkanatau dengan meningkatkan efek dari analgetik opiood. Pnemonia atau dengan penyakit paru-paru dapat mengarah ke gagal nafas akut.

C. Etiologi Gagal nafas
a.       Depresi Sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan yang menngendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan medulla) sehingga pernafasan lambat dan dangkal.
b.      Kelainan neurologis primer
Akan memperngaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat pernafasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke saraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti gangguan medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan neuromuslular yang terjadi pada pernapasan akan sangat mempengaruhi ventilasi.
c.       Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit pleura atau trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas.

d.      Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas. Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan dari hidung dan mulut dapat mnegarah pada obstruksi jalan nafas atas dan depresi pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat terjadi dan mungkin meyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi yang mendasar

e.       Penyakit akut paru
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau pnemonia diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi lambung yang bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru adalah beberapa kondisi lain yang menyababkan gagal nafas.

D.     Tanda dan Gejala Gagal nafas
a.       Tanda
Gagal nafas total
1.      Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan
2.      Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan sela iga serta tidak ada pengembangan dada pada inspirasi
3.      Adanya kesulitasn inflasi parudalam usaha memberikan ventilasi buatan
Gagal nafas parsial
4.      Terdenganr suara nafas tambahan gargling, snoring, Growing dan whizzing
5.      Ada retraksi dada

b.      Gejala
1.      Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)
2.      Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2 menurun)

E. Pengertian Masalah Keperawatan
1. Masalah keperawatan utama
a. Ketidakefektifan pembersihan jalan napas
adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernapasan guna mempertahankan jalan napas yang bersih.

2. Masalah keperawatan lain
a. Hambatan mobilitas fisik
suatu keterbatasan dalam kemandirian, pergerakan fisik yang bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas atau lebih.
b. Defisit perawatan diri total
adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau memenuhi aktivitas mandi, berpakaian, makan dan toileting.

F. Etiologi Masalah Keperawatan
1. Ketidakefektifan pembersihan jalan napas
-          Lingkungan: merokok, menghirup asap rokok, dan perokok pasif.
-          Obstuksi jalan napas: spasme jalan napas, pengumpulan sekresi, mukus berlebih, adanya jalan napas buatan, terdapat benda asing pada jalan napas, sekresi pada bronki, dan eksudat pada alveoli.
-          Fisiologis: disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkial, PPOK (penyakit paru obstruksi kronis), infeksi, asma, alergi jalan napas, dan trauma.

2. Hambatan mobilitas fisik
-          Perubahan metabolisme sel
-          Indeks masa tubuh di atas persentil ke-75 sesuai dengan usia
-          Gangguan kognitif
-          Keyakinan kultural terhadap aktivitas sesuai dengan usia
-          Penurunan kekuatan, kendali dan massa otot
-          Keadaan mood yang menurun atau ansietas
-          Perkembangan terhambat
-          Ketidaknyamanan
-          Intoleransi aktivitas/penurunan kekuatan dan ketahanan
-          Kaku sendi atau kontraktur
-          Kurangnya pengetahuan terhadap nilai dan aktivitas fisik
-          Kurangnya dukungan lingkungan fisik atau sosial
-          Keterbatasan ketahanan kardiovaskular
-          Hilangnya integritas struktur tulang
-          Pengobatan
-          Kerusakan muskuloskletal
-          Kerusakan neuromuskular
-          Nyeri
-          Anjuran pembatasan pergerakan
-          Ketidakmauan untuk memulai pergerakan
-          Gaya hidup yang tidak banyak  bergerak atau disuse atau melemah
-          Malnutrisi umum atau selektif
-          Kerusakan sensori persepsi



3. Defisit perawatan diri total
-          Penurunan atau kurang motivasi
-          Ketidaknyamanan
-          Hambatan lingkungan
-          Gangguan muskuloskeletal
-          Gangguan neuromuskular
-          Nyeri
-          Gangguan kognitif/persepsi
-          Ansietas berat
-          Kelemahan/kelelahan

G. Tanda dan Gejala Masalah Keperawatan

1. Ketidakefektifan pembersihan jalan napas
Subjektif
-    Dispnea
Objektif
-    Bunyi napas tambahan (misalnya ronki basah halus, ronki basah kasar, dan ronki kering)
-    Perubahan pada irama dan frekuensi pernapasan
-    Batuk tidak ada atau tidak efektif
-    Sianosis
-    Kesulitan untuk bersuara
-    Penurunan bunyi napas
-    Ortopnea
-    Kegelisahan
-    Sputum
-    Mata terbelalak(melihat)



2. Hambatan mobilitas fisik
Objektif
-          Penurunan waktu reaksi
-          Kesulitan bergerak
-          Terlibat dalam penggantian pergerakan(misalnya, peningkatan perhatian terhadap aktifitas orang lain, perilaku mengendalikan, berfokus pada kondisi sebelum sakit/ketidakmampuan aktivitas)
-          Perubahan cara berjalan(misalnya penurunan aktivitas dan kecepatan berjalan, kesulitan untuk memulai berjalan, langkah kecil, berjalan dengan menyeret kaki pada saat berjalan badan mengayun ke samping)
-          Keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik halus
-          Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar
-          Keterbatasan rentang pergerakan(range of motion, ROM)
-          Pemendekan pernapasan yang diinduksi oler pergerakan
-          Tremor yang diinduksi oleh pergerakan
-          Ketidakstabilan posisi tubuh saat melakukan rutinitas aktivitas kehidupan sehari-hari
-          Melambatnya pergerakan
-          Pergerakan tak terkoordinasi atau menyentak

3. Defisit perawatan diri total
Objektif
Ketidakmampuan untuk:
-          Mengeringkan badan
-          Mengambil perlengkapan mandi
-          Membesihkan tubuh atau anggota tubuh
-          Mengenakan pakaian
-          Menyuap makanan dari piring ke mulut
-          Memegang alat makan
-          Melakukan kegiatan eliminasi atau ke kamar kecil










DAFTAR PUSTAKA



Smeltzer, SC, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Wilkinson, J, M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC Dan Kriteria Hasil NOC, Edisi 7. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta